Artikel - Kesehatan Mental, Mengasuh Anak, Resiliensi - Naluri

Hari Kesehatan Mental Sedunia 2024: Surat Terbuka dari Pelatih Kesehatan Mental - Naluri

Written by Naluri | 2024 Sep 27 06:14:26

Pembaca yang terhormat,

Sebagai Pelatih Kesehatan Mental dan Psikolog Klinis Naluri, saya berkesempatan mendampingi klien saya pada saat-saat terberat mereka. Melalui semua percakapan ini, ada satu pemikiran yang selalu ada di benak saya: Apa yang saya harapkan agar lebih banyak orang tahu tentang kesehatan mental? Saya seringkali bertanya-tanya apa yang dapat membuat perjalanan mereka sedikit lebih mudah dan berkurangnya rasa terisolasi. Dan menjelang Hari Kesehatan Mental Sedunia 2024, pertanyaan ini terasa semakin penting untuk dijawab.

Kesehatan mental merupakan sesuatu yang kita semua punya, namun kebanyakan dari kita, kesehatan mental tertutup rapat, disalahpahami, atau dikesampingkan. Kita hidup di dunia yang sangat mudah menerima gagasan untuk merawat tubuh fisik kita, namun ragu-ragu dalam hal kesehatan mental. Namun, kesehatan mental merupakan inti dari diri kita - kesehatan mental membentuk pikiran, emosi, dan bagaimana kita menjalani kehidupan sehari-hari.

Tahun ini, tema kampanye Hari Kesehatan Mental Sedunia 2024 dari Naluri adalah “Yang Saya Harap Kamu Tahu.” Tema ini merupakan ajakan dan pengingat yang kuat untuk merenung, membuka diri, dan memulai percakapan yang mampu menciptakan perubahan. Jadi hari ini, saya menulis surat terbuka ini untuk membagikan apa yang saya harap lebih banyak orang tahu tentang kesehatan mental-kebenaran yang membantumu menjalani hidup yang lebih penuh kasih, terhubung, dan lebih sehat.

 

Yang saya harap kamu tahu...

Kesehatan mental adalah kesehatan

Saya harap orang-orang tahu bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Kita seringkali berbicara tentang menjaga kesehatan tubuh kita-makan sehat, berolahraga, beristirahat- namun seberapa sering kita memperhatikan kesehatan mental kita? Kesehatan mental kita berdampak pada semua hal yang kita lakukan: hubungan yang kita jalin, stres yang kita hadapi, dan bahkan energi yang kita bangun setiap hari. Saat kita mengabaikan kesehatan mental kita, itu sama saja dengan mengabaikan fondasi rumah dan berharap fondasi itu tidak akan retak karena tekanan. Kesehatan mental layak diperhatikan sama seperti kesehatan fisik, dan itulah mengapa membicarakan kesehatan mental secara terbuka dan tanpa rasa takut dihakimi itu penting.

Kesehatan mental bukan hanya di pikiran saja

Kesehatan mental bukanlah suatu hal abstrak yang hanya ada di dalam pikiran kita; kesehatan mental berdampak pada setiap bagian kehidupan kita. Hal ini tercermin dari cara kita berinteraksi dengan orang lain, cara kita menyikapi kekecewaan, atau cara kita mengatasi situasi yang sulit. Saat seseorang berjuang dengan kesehatan mentalnya, ini bukanlah sesuatu yang “hanya ada di dalam pikirannya” - ini melibatkan seluruh tubuh dan seluruh kehidupannya. Hal ini memengaruhi energi, motivasi, dan bahkan kesehatan fisik kita. Kita harus berhenti memandang perjuangan kesehatan mental sebagai sesuatu yang tidak terlihat atau sekunder-itu sama nyatanya dan sama validnya dengan kondisi fisik apa pun.

Masalah kesehatan mental bukanlah tanda kelemahan

Jika ada satu pesan yang ingin saya sampaikan, yaitu mengenai hal ini: Perjuangan kesehatan mental bukanlah cerminan dari kekuatan atau harga dirimu. Kita tidak menyalahkan seseorang karena terserang flu atau patah tulang, jadi mengapa kita menyalahkan diri kita sendiri karena merasa cemas, tertekan, atau terbebani? Tantangan kesehatan mental bukanlah kegagalan pribadi. Hal ini termasuk bagian dari pengalaman manusia dan sering kali muncul dari interaksi rumit antara faktor genetik, biologis, dan lingkungan. Kamu bukan orang yang lemah karena merasa demikian. Kamu berani menghadapinya, hari demi hari, waktu demi waktu. 

Terapi bukan hanya untuk situasi krisis

Kesalahpahaman lainnya yaitu menganggap bahwa terapi hanya untuk saat kita berada di titik terendah. Namun, terapi bukan sekadar untuk keadaan darurat-ini menjadi ruang untuk tumbuh, merenung, dan bahkan pencegahan. Kamu tidak perlu menunggu sampai hidup terasa tidak terkendali untuk mencari bantuan. Inilah metafora yang selalu saya sampaikan kepada klien saya: anggaplah pergi ke konseling atau terapi seperti merenovasi rumah. Waktu terbaik untuk melakukan perbaikan bukanlah saat rumah sudah terbakar, namun saat kamu dapat merencanakan dan menyempurnakan ruanganmu. Demikian pula, mengatasi masalah kesehatan mental saat kondisi kamu baik-baik saja akan membangun ketahanan dan memperkaya hidupmu, membantumu menghadapi tantangan di masa mendatang dengan lebih mudah. 

Kamu tidak harus paham untuk mendukung seseorang

Untuk kamu yang memberi dukungan kepada orang lain yang berjuang dengan kesehatan mental, saya memahami perasaanmu. Mungkin kamu merupakan keluarga atau teman dari seseorang yang pernah mengalami masa-masa sulit dalam hidupnya, mungkin kamu seorang supervisor di tempat kerja yang berusaha menyemangati anggota tim yang kamu tahu sedang berjuang, atau mungkin kamu hanyalah orang biasa yang tidak menghakimi orang lain yang terlihat berbeda satu sama lain, atau mungkin kamu seorang ahli kesehatan mental yang meragukan dirimu sendiri apakah kamu sudah cukup memberikan dukungan kepada klienmu. Siapapun kamu, saya berterima kasih karena kamu sudah berada di sana. Bahkan jika kamu tidak sepenuhnya mengerti pengalaman mereka, hanya dengan hadir-mendengarkan tanpa menghakimi, menawarkan ketenangan, atau sekadar mengatakan “Aku di sini”-bisa jadi lebih kuat dari yang kamu pikirkan. Kamu tidak harus memperbaiki semuanya. Kadang-kadang, kehadiranmu saja sudah cukup.

Ada banyak jalan menuju kesembuhan

Jika kamu sedang berjuang, saya ingin kamu tahu bahwa tidak ada cara yang “tepat” untuk mencari bantuan. Terlepas itu berbicara dengan teman terpercaya, mencoba strategi mandiri, bergabung dengan kelompok pendukung, atau berkonsultasi dengan terapis, setiap langkah yang kamu ambil untuk merawat kesehatan mentalmu merupakan langkah ke arah yang tepat. Kesembuhan bukanlah sesuatu yang linier, dan tidak ada jalan lurus ke depan-yang penting ialah kamu mengambil langkah pertama. Dan jika kamu membaca ini, mungkin langkah tersebut sudah lebih dekat dari yang kamu pikirkan.

 

Hari Kesehatan Mental Sedunia 2024

Pada Hari Kesehatan Mental Sedunia 2024 ini, mari kita berjuang agar kesehatan mental menjadi percakapan yang nyaman dibahas oleh semua orang. Saatnya mematahkan stigma bahwa mencari bantuan berarti tanda kekuatan sejati.

Itulah dunia yang saya harap untuk kamu. Dan itu dimulai dengan satu langkah sederhana: berbicara terbuka tentang apa yang kamu harap orang lain tahu.

Jika ada dari kata-kata ini yang sesuai denganmu, saya mendorongmu untuk mengikuti Penilaian Kesejahteraan Emosi Naluri hari ini. Penilaian ini gratis dan sederhana, hanya memakan waktu lima menit, namun dapat menjadi langkah pertama untuk memahami kesehatan mentalmu dengan lebih baik. Terkadang, bagian tersulit ialah mengetahui dari mana harus memulai-ini bisa menjadi awal yang tepat.

Mari jadikan Hari Kesehatan Mental Sedunia 2024 ini sebagai awal dari sesuatu yang baru - membuka pintu menuju pemahaman, kasih sayang, dan yang terpenting, kesembuhan. Ingatlah, kamu tidak sendirian dalam perjalanan ini.

 

Hormat kami,

Sri Wulandari 

(Psikolog Klinis, Pelatih Kesehatan Mental Naluri)

Sri Wulandari, M.Sc., M.Psi., Psikolog, seorang psikolog klinis dan Pelatih Kesehatan Mental Naluri, sangat antusias dalam membantu orang-orang untuk mematahkan stigma seputar kesehatan mental. Fokus kerjanya terletak pada terapi berbasis bukti, seperti Terapi Perilaku Kognitif (CBT), yang ia terapkan untuk mendampingi individu dalam menghadapi berbagai tantangan hidup-mulai dari kecemasan dan depresi hingga kelelahan dan manajemen stres. Dalam perannya sebagai Pelatih Kesehatan Mental Naluri, ia membantu memadukan dukungan kesehatan mental ke dalam kehidupan sehari-hari, memberdayakan orang-orang untuk menjalani kehidupan yang lebih seimbang dan terpenuhi.