Menyimpan dendam dapat mempengaruhi kesehatan mental kamu. Bertengkar dengan pasangan, dendam terpendam terhadap anggota keluarga atau teman, serta konflik yang belum sepenuhnya selesai, bisa memicu dendam yang lebih dalam dari yang kamu sadari. Tidak memaafkan adalah reaksi yang dipicu oleh stres yang dapat meningkatkan kecemasan dan membuat kamu lebih rentan depresi.
Kabar baiknya, penelitian menunjukkan bahwa memaafkan adalah salah satu cara untuk koping yang meningkatkan kesehatan mental. Penelitian juga menunjukkan bahwa berkurangnya tingkat stres mengarah pada kesehatan fisik yang lebih baik dan sistem imunitas tubuh yang lebih kuat.
Memaafkan adalah keputusan yang dilakukan dengan keinginannya sendiri untuk melupakan perasaan dendam terhadap seseorang atau kelompok yang telah menyebabkan kamu terluka dan kecewa, terlepas dari apakah mereka pantas mendapatkannya atau tidak. Hal ini bukan berarti mengabaikan, melupakan, atau memaafkan kesalahan, melainkan menyadari hal tersebut dan kemudian membuat keputusan untuk melupakannya.
Memaafkan juga membawa kedamaian bagi si pemaaf, dan membebaskan pikiran untuk berasosiasi dengan emosi positif. Hal ini juga akan mengaktifkan bagian otak yang memahami perasaan empati.
Saat memaafkan seseorang, kamu tidak selalu harus berdamai dengan orang tersebut, apalagi dalam hubungan yang tidak sehat atau bahkan kekerasan yang mungkin lebih berbahaya jika terus dipertahankan.
Selain mengurangi stres, anxiety, dan risiko depresi, meredakan amarah dan permusuhan juga dapat membantu kamu membangun harga diri dengan mengubah narasi dari viktimisasi (orang yang merasa tersakiti dan tidak bisa berbuat apa-apa) ke sosok yang mengatasi kesulitan (hal tersebut memang menyakitkan, tapi kamu memilih untuk memaafkan agar tidak terus-menerus menyakitkan).
Memaafkan juga membuat kamu lebih resilien dan kompeten saat menghadapi tantangan. Orang yang lebih pemaaf cenderung memiliki tingkat empati yang tinggi, mempunyai pikiran yang terbuka terhadap perspektif baru, dan memiliki energi positif dengan orang lain. Hal ini akan membantu menyelesaikan konflik dan memperbaiki hubungan yang mengarah pada well-being yang lebih luas, peningkatan penerimaan diri, dan kepercayaan diri.
Memaafkan bukan sekadar tentang mengucapkan kata-kata, “Aku memaafkanmu.” Terkadang hal ini membutuhkan proses yang panjang dan tidak selalu mudah.
Jika sebagian orang pad dasaranya lebih pemaaf, kamu dapat menjadi lebih pemaaf juga dengan menjadikan sikap pemaaf sebagai bagian sadar dari diri kamu.
Memaafkan membuat kamu lebih baik dari sebelumnya. Sifat ini membantu menyembuhkan kondisi mental dan emosional kamu, memberdayakan kamu ketika bereaksi dan bagaimana orang lain memengaruhi kamu, serta meningkatkan kesehatan fisik dan mental kamu dengan cara melepaskan stres. Mengapa masih ada orang yang mengatakan tidak untuk memaafkan?
Artikel berikut ditulis oleh Pelatih Kesehatan Mental Naluri. Naluri mendukung kamu untuk memiliki kebiasaan hidup sehat, mencapai tujuan kesehatan yang bermakna, dan menjadi lebih sehat dan bahagia melalui pelatihan yang personal, program terstruktur, pembelajaran mandiri, dan alat-alat kesehatan. Download aplikasi Naluri hari ini atau kirim email ke hello@naluri.life untuk informasi lebih lanjut dalam memanfaatkan pelatihan kesehatan digital dan terapi untuk menjadi versi dirimu yang lebih sehat dan bahagia.