Skip to content
Self-Care Doesn’t Solve Burnout
Naluri4 min read

Mengatasi Burnout Bukanlah Dengan Masker Wajah dan Lilin Aroma

Ketika orang berbicara tentang mengatasi burnout atau kelelahan, mereka sering menyarankan hal-hal seperti menyalakan lilin beraroma, memakai masker wajah, pergi berlibur, dan mengunjungi spa. Meskipun pemahaman tradisional tentang aktivitas perawatan diri ini memang penting, tetapi sering kali itu saja tidak cukup. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat membuat Anda merasa lebih baik untuk sementara waktu, tetapi tidak menyelesaikan masalah yang menyebabkan kelelahan. 

Coba pikirkan: Anda memanjakan diri Anda dengan perawatan spa untuk bersantai, tetapi ketika hari Senin tiba, Anda masih merasa lelah dan stres. Terdengar tidak asing?

Burnout lebih dari sekadar merasa stres atau kewalahan. Penyebab burnout berasal dari paparan stres tingkat tinggi yang berkepanjangan, ditambah dengan perasaan kewalahan dengan pekerjaan, kehilangan motivasi, dan tidak melihat tujuan dari apa yang kita lakukan.

Oleh karena itu, untuk benar-benar mengatasi burnout, kita perlu mengatasi penyebabnya. Hal ini berarti melihat berbagai faktor seperti beban kerja, dukungan kerja, dan budaya tempat kerja. Kegiatan perawatan diri ini bisa menjadi bagian dari solusi. Namun, ini hanyalah salah satu bagian dari teka-teki. Kita juga perlu membuat perubahan dalam cara kita bekerja.

Dalam artikel ini, kami akan mengeksplorasi mengapa pemahaman tradisional tentang aktivitas perawatan diri tidak dapat mengatasi burnout dan memberikan langkah-langkah praktis untuk mengatasi burnout.

 

Apa saja batasan aktivitas "perawatan diri"

Meskipun perawatan diri itu penting, tetapi penting juga untuk mengenali keterbatasannya dan mengapa perawatan diri sering kali tidak mengatasi kelelahan. Berikut alasannya:

  • Solusi di level permukaan: Meskipun aktivitas perawatan diri dapat memberikan bantuan sementara dari stres dan kelelahan, tetapi sering kali hal ini tidak mengatasi penyebab kelelahan, seperti beban kerja yang tidak terkendali atau support system yang tidak memadai. Ini seperti membalut luka tanpa mengobati infeksi di bawahnya-mungkin akan terasa lebih baik untuk sementara waktu, tetapi masalahnya tetap ada.
  • Masalah aksesibilitas: Sayangnya, tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk melakukan perawatan diri. Banyak kegiatan perawatan diri seperti pergi berlibur atau pergi ke spa, membutuhkan waktu, uang, atau sumber daya yang tidak semua orang mampu membelinya. Ini artinya, beberapa orang merasa semakin kelelahan karena mereka tidak memiliki akses ke dukungan yang mereka butuhkan.
  • Tekanan untuk melakukan aktivitas perawatan diri: Anehnya, ide perawatan diri terkadang dapat menambah stres kita. Kita mungkin merasa harus melakukan jutaan aktivitas berbeda untuk merawat diri dengan baik. Mencoba melakukan terlalu banyak hal justru membuat kita merasa semakin kewalahan dan kelelahan, bukannya lebih baik.

 

Cara mengatasi burnout

Setelah kita memahami mengapa aktivitas perawatan diri saja tidak dapat mengatasi kelelahan, berikut adalah beberapa cara praktis yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi burnout:

  • Menetapkan batasan: Tetapkan batasan yang jelas mengenai jam kerja, waktu istirahat, dan waktu pribadi. Belajarlah untuk mengatakan 'Tidak' pada tanggung jawab tambahan ketika Anda sudah tidak memiliki kapasitas, dan delegasikan tugas jika memungkinkan.
  • Memprioritaskan tugas: Lihatlah semua yang ada di depan mata dan tanyakan pada diri Anda, "Apa yang benar-benar membutuhkan perhatian saya sekarang, dan apa yang bisa ditunda?". Fokuslah pada tugas-tugas yang memiliki prioritas tinggi terlebih dahulu, dan jangan ragu untuk meminta bantuan bila diperlukan.
  • Mencari dukungan: Jangan menghadapi burnout sendirian. Mintalah bimbingan dan dukungan dari kolega, mentor, atau program bantuan karyawan. Terkadang, telinga yang mau mendengarkan atau saran yang bermanfaat dapat membuat perbedaan. Bergabunglah dengan webinar kami yang akan datang, "Mengisi Kembali Hidup Anda: Kalahkan Burnout dan Temukan Kembali Kebahagiaan", untuk menemukan strategi yang dapat membantu Anda mengatasi burnout.
  • Berkomunikasi secara efektif: Jika ada sesuatu di tempat kerja yang membebani Anda, carilah waktu yang tepat untuk berbagi pemikiran dengan atasan Anda. Berikan saran untuk perbaikan atau penyesuaian yang dapat meringankan beban Anda dan mencegah burnout.
  • Membina hubungan: Orang-orang yang bekerja dengan Anda bisa lebih dari sekadar rekan kerja; mereka bisa menjadi sekutu dan teman Anda. Menciptakan hubungan tersebut tidak hanya baik untuk jiwa; tetapi juga dapat menjadi penyangga di hari-hari yang berat. Entah itu obrolan saat rehat minum kopi atau nongkrong sepulang kerja, momen-momen ini membangun komunitas yang saling mendukung satu sama lain.
  • Temukan makna dan tujuan di pekerjaan Anda: Terkadang, terhubung kembali dengan "mengapa" di balik pekerjaan Anda dapat menghidupkan kembali semangat Anda. Ini tentang melihat bagaimana upaya Anda berkontribusi pada sesuatu yang lebih besar dan menemukan makna pribadi dalam pekerjaan yang Anda lakukan. Ketika Anda menyelaraskan apa yang Anda lakukan dengan apa yang Anda yakini, hal ini dapat mengubah pekerjaan menjadi sebuah perjalanan yang memuaskan.

 

Intinya, kegiatan perawatan diri memang tidak diragukan lagi bermanfaat untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan. Namun, dengan mengambil pendekatan holistik, seperti menetapkan batasan yang jelas, memprioritaskan tugas, mencari dukungan, berkomunikasi secara efektif, membina hubungan yang bermakna, dan menemukan tujuan dalam pekerjaan Anda, Anda dapat mengatasi kelelahan dan menciptakan keseimbangan yang berkelanjutan.

 

Ingat, kamu tidak sendirian dalam perjalanan ini. Untuk bimbingan dan dukungan lebih lanjut, jadwalkan konsultasi 1-on-1 dengan Pelatih Kesehatan Mental Naluri. Jika kamu membutuhkan bantuan yang lebih cepat, Layanan Telepon dan SMS Naluri tersedia 24/7. Mari ambil langkah pertama untuk mengatasi burnout di tempat kerja dan menumbuhkan budaya kesejahteraan holistik.

You may also like