Skip to content
50/30/20 and why it may not work for you
Naluri4 min read

Memikirkan Kembali Aturan 50/30/20: Cara Membuat Anggaran untuk Kehidupan Nyatamu

Aturan 50/30/20 menjadi salah satu kerangka kerja anggaran yang paling banyak direkomendasikan. Namun, apa cara ini cocok untuk semuang ke dalam tiga kategori sederhana-50% untuk memenuhi kebutuhan, 30% untuk keinginan, dan 20% untuk tabungan. Banyak ahli keuangan memuji aturan ini sebagai pendekatan mudah dalam menyeimbangkan pengeluaran harian dan tujuan jangka panjang.

Namun, apa cara ini cocok untuk semua orang?

Belum tentu. Dalam artikel ini, kami akan mengupas mengapa aturan 50/30/20 sering kali dianggap gagal dan menjelajahi metode anggaran yang lebih baik dan sesuai dengan situasi keuanganmu.

Dalam artikel ini, kami akan mengupas mengapa aturan 50/30/20 sering kali dianggap gagal dan menjelajahi metode anggaran yang lebih baik dan sesuai dengan situasi keuanganmu.

 

Apa itu aturan 50/30/20?

 

Kerangka kerja tradisional

Dipopulerkan oleh Elizabeth Warren dalam buku All Your Worth: The Ultimate Lifetime Money Plan, aturan 50/30/20 membagi penghasilan ke dalam beberapa kategori:

  • 50% kebutuhan: Perumahan, utilitas, bahan makanan, asuransi, angsuran minimum utang
  • 30% keinginan: Makan di luar, hiburan, langganan, belanja, perjalanan

  • 20% tabungan: Investasi, dana darurat, pembayaran utang melebihi angka minimum

 

Mengapa aturan ini populer

  • Mudah diikuti: Persentase tetap menghasilkan struktur yang sederhana.
  • Mengajak menabung: Membantu orang membangun keamanan finansial tanpa berkorban banyak.

  • Keseimbangan antara gaya hidup dan tujuan masa depan: Membantu mengatur pengeluaran dan kesenangan dengan penuh tanggung jawab.

Meski kerangka kerja ini menjadi titik awal yang baik, namun diasumsikan bahwa situasi keuangan setiap orang serupa- padahal kenyataannya tidak demikian.

 

Mengapa aturan 50/30/20 bisa gagal

 

1. Pentingnya tingkat penghasilan

Tantangan berpenghasilan rendah

Bagi mereka berpenghasilan rendah, biaya kebutuhan saja bisa melebihi 50% dari penghasilan mereka.

Sebagai contoh, jika penghasilanmu $2.000 per bulan dan pengeluaranmu $1.200 untuk sewa rumah dan utilitas, maka kamu sudah melewati batas 50% - hanya tersisa sedikit dana untuk menabung atau pengeluaran pribadi. Di daerah ekonomi tinggi, pembagian 50/30/20 mungkin tidak realistis.

Kurangnya efisiensi berpenghasilan tinggi

Di sisi lain, mereka berpenghasilan lebih tinggi mungkin merasa aturan ini sangat membatasi jumlah tabungan mereka.

Jika seseorang berpenghasilan $100.000 per tahun, pengeluaran penting mereka mungkin hanya memakan 20% dari penghasilannya. Anggaran yang lebih efisien akan mengalokasikan 40-50% untuk tabungann menghabiskan uang yang tidak perlu alih-alih memaksimalkan tabungan. Anggaran yang lebih efisien akan mengalokasikan 40-50% untuk tabungan dan investasi.

 

2. Tahapan hidup dan perubahan prioritas

Prioritas keuanganmu akan berubah seiring berjalannya waktu, menjadikan formula yang sudah ditetapkan tidak efektif.

  • Awal karier: Gaji lebih rendah, pinjaman pendidikan, dan tabungan minim.
  • Pertengahan karier: Menyeimbangkan cicilan rumah, mengurus keluarga, dan menambah penghasilan.
  • Masa puncak penghasilan: Berfokus pada investasi dan perencanaan pensiun.
  • Di kemudian waktu: Sebagian orang pensiun dengan tabungan yang cukup, sementara yang lain perlu membangun kembali keuangannya.

Contoh:

Seseorang berusia 63 tahuntidak masukghasilan bulanan $6.000 bisa jadi akan memprioritaskan 30% untuk kebutuhan, 10% untuk gaya hidup, dan 60% untuk tabungan guna mengejar ketinggalan di masa pensiun. Dalam kasus ini, 50/30/20 tidak masuk akal.

 

3. Permasalahan matematika di dunia nyata

Realitas keuangan sudah berubah semenjak populernya aturan 50/30/20.

  • Naiknya biaya hidup: Biaya perumahan, perawatan kesehatan, dan pendidikan mengalami peningkatan secara signifikan.
  • Perbedaan penghasilan: Buruh lepas, pekerja lepas, dan pekerja berbasis komisi butuh lebih banyak fleksibilitas.
  • Inflasi: Anggaran dengan persentase tetap tidak selalu cocok dengan perubahan ekonomi.

Dengan adanya tantangan-tantangan ini, anggaran yang kaku tidak selalu cocok dengan realita keuangan modern.

 

Cara membuat anggaranmu berjalan dengan baik

 

1. Personalisasi rencana kamu

Agar efektif dalam menyusun anggaran, awali dengan menilai situasi keuanganmu saat ini, mulai dari penghasilan, utang, tabungan, dan tujuan keuangan. Dari hasil penilaianmu, tentukan kategori pengeluaran realistis yang sesuai dengan gaya hidup dan prioritasmu.

Perlu diingat bahwa anggaran keuanganmu harus fleksibel dan mudah beradaptasi untuk menyesuaikan dengan perubahan dalam pekerjaan, kebutuhan keluarga, dan perkembangan keuangan secara menyeluruh.

 

2. Kapan sebaiknya berhenti menerapkan aturan 50/30/20

Jika pengeluaran utamamu memakan lebih dari 50% penghasilanmu, menabung bisa jadi sulit terwujud. Begitu pula, jika kamu punya penghasilan tambahan yang cukup besar, metode ini mungkin bukan menjadi cara efisien untuk mengatur keuangan pribadimu.

Selain itu, bagi yang punya target menabung ambisius atau sedang dalam proses memperbaiki keuangan, kerangka kerja 50/30/20 mungkin sulit untuk memberi fleksibilitas yang dibutuhkan dalam memenuhi tujuan spesifikmu.

 

Pendekatan persentase yang fleksibel

Ketimbang berpatokan pada 50/30/20, sesuaikan persentase sesuai dengan penghasilan, tahap kehidupan, dan prioritas.

Contoh model penganggaran fleksibel

  • 60/20/20 – Untuk orang berpenghasilan rendah yang mengutamakan kebutuhan pokok.
  • 30/10/60 – Untuk pekerja di penghujung karier yang berfokus pada tabungan.
  • 40/30/30 – Untuk yang ingin menyeimbangkan pengeluaran gaya hidup dan investasi.

Dengan menyesuaikan persentase, kamu bisa memastikan anggaranmu memenuhi kebutuhan aktualmu.

 

Metode penyusunan anggaran alternatif

  • Penganggaran berbasis nol: Setiap dolar dialokasikan untuk tujuan tertentu, memastikan penghasilan dimanfaatkan sepenuhnya tanpa ada dana yang menganggur.
  • Penganggaran berbasis nilai: Mengutamakan pengeluaran untuk hal yang terpenting, ketimbang memaksakan pengeluaran ke dalam kategori-kategori yang kaku.
  • Anti-anggaran: Menabung lebih dulu (misalnya, 30-50%), lalu membelanjakan sisanya dengan bebas tanpa melacak setiap pengeluaran.
  • Sistem amplop: Manfaatkan anggaran berbasis tunai untuk mengontrol pengeluaran dalam kategori tertentu.

     

Pendekatan hybrid juga bisa diterapkan

Misalnya, manfaatkan penganggaran berbasis nol untuk pengeluaran tetap dan pendekatan persentase yang fleksibel untuk tabungan dan pengeluaran tak terduga.

 

Buat anggaran yang sesuai untukmu

Anggaran terbaik bukanlah aturan yang cocok untuk semua. Melainkan yang paling sesuai dengan realita kehidupanmu.

Baik saat kamu baru memulai, membangun kekayaan, atau mengejar ketertinggalan dalam hidup, kunci kesuksesan keuangan terletak pada fleksibilitas.

Ketimbang mengikuti aturan 50/30/20 asal-asalan, rancanglah sistem penganggaran yang mendukung tujuan dan keamanan finansial pribadimu.

Untuk bimbingan pribadi seputar segala hal terkait keuangan, Penasihat Keuangan Naluri siap membantumu dalam hal penganggaran, tabungan, pajak, dan masih banyak lagi. Pesan konsultasi atau ngobrol dengan Penasihat Keuangan Naluri hari ini.

You may also like