Artikel - Kesehatan Mental, Mengasuh Anak, Resiliensi - Naluri

Apa yang harus dilakukan saat kamu merasa terjebak di tempat kerja: Saran dari Pelatih Eksekutif Naluri - Naluri

Written by Naluri | 2024 Okt 30 04:10:50

Hai! Saya Lidia Plotkina, Pelatih Eksekutif Naluri. Jika kamu membaca ini, artinya kamu sedang merasa terjebak dalam karirmu. Mungkin kamu mempertanyakan ke mana tujuanmu, bertanya-tanya apakah kamu sudah berada di tempat yang tepat, atau merasa ada yang kurang. Saya ingin kamu mengetahui bahwa hal ini merupakan bagian yang wajar dalam perjalanan karier-dan kamu tidak sendirian.

Saya telah bekerja dengan banyak orang yang merasakan hal yang sama, dan kabar baiknya ialah selalu ada jalan keluar. Merasa terjebak bukan berarti kamu salah pekerjaan atau karirmu menemui jalan buntu. Hal ini hanyalah sebuah sinyal bahwa ada sesuatu yang perlu diubah, dan bagian terbaiknya? Kamu pasti bisa membuat perubahan, selangkah demi selangkah.

Dalam artikel ini, saya akan berbagi alasan umum mengapa orang merasa terjebak dan, lebih penting lagi, apa yang harus dilakukan saat kamu merasa terjebak di tempat kerja. Entah kamu sedang mencari kejelasan, menyalakan kembali semangatmu, atau sekadar mencoba menemukan kembali tujuanmu, saya di sini untuk membantumu mengambil langkah selanjutnya.

 

 

Mengapa kamu merasa terjebak dalam karier kamu?

Sebelum kita membahas apa yang harus dilakukan saat kamu merasa terjebak dalam pekerjaan, penting sekali untuk memahami mengapa kamu merasa stagnan dalam karirmu. Alasan dari perasaan ini sering kali sangat pribadi dan beragam, namun inilah beberapa tema umum yang muncul dari percakapan yang saya lakukan dengan klien saya:

  • Salah satu alasan paling umum yang saya lihat yaitu, orang-orang kehilangan pandangan terhadap diri mereka sendiri dalam perjalanannya. Kamu mungkin memasuki pekerjaanmu dengan penuh semangat dan tujuan, namun seiring berjalannya waktu, tugas-tugas sehari-hari mungkin telah memudarkan semangat awal itu. Tuntutan pekerjaan, tenggat waktu, dan tanggung jawab bisa menjauhkanmu dari nilai-nilai inti, minat, dan hal-hal yang awalnya membuatmu senang.
  • Alasan utama lain mengapa orang merasa terjebak yaitu karena merasa terbebani. Kamu mungkin ahli dalam banyak hal atau punya banyak minat, membuatmu sulit untuk memilih satu arah dengan percaya diri. Terlalu banyak pilihan bisa melumpuhkan seperti tidak ada pilihan sama sekali. Seringkali, klien mengatakan kepada saya bahwa mereka khawatir membuat pilihan yang “salah”. Inilah ketakutan yang umum terjadi. Dengan begitu banyak kemungkinan, mungkin sulit untuk mengetahui dari mana harus memulai atau apa yang akan memberimu kepuasan paling besar.
  • Terkadang, rasa terjebak berasal dari ketidakjelasan tentang apa yang sebenarnya kamu inginkan dari karirmu. Kamu mungkin sedang berada dalam peran yang tidak memuaskan, namun kamu tidak yakin sepenuhnya mengapa. Bisa jadi pekerjaanmu tidak lagi sesuai dengan nilai atau aspirasi pribadimu, namun karena kamu tidak meluangkan waktu untuk merenung, kamu tidak yakin apa yang kurang.
  • Dan kemudian, ada rasa takut. Ketakutan akan membuat keputusan yang salah dapat menghalangimu untuk mengambil tindakan. Kamu mungkin khawatir tentang konsekuensi dari mengambil tindakan-bagaimana jika tidak berhasil? Bagaimana jika kamu menyesali keputusanmu? Pemikiran seperti ini disebut katastropik, di mana kamu fokus pada skenario terburuk yang mungkin saja tidak pernah terjadi.

 

Saat kamu merasa terjebak, biasanya karena kamu mengalami sesuatu yang disebut kelumpuhan analisis. Hal ini terjadi saat kamu terlalu memikirkan setiap pilihan hingga kamu tidak bisa membuat keputusan sama sekali. Kamu mempertimbangkan semua pro dan kontra dan khawatir tentang konsekuensi yang mungkin terjadi jika kamu mengambil langkah yang salah.

Jika kamu merasa terjebak dalam siklus berpikir berlebihan ini, kuncinya ialah memulai dari hal yang kecil. Jangan khawatir tentang perencanaan yang sempurna atau membuat perubahan besar dengan cepat. Fokuslah pada apa yang bisa kamu lakukan hari ini, meskipun hanya sebuah langkah kecil.

 

 

Apa yang bisa kamu lakukan saat kamu merasa terjebak di tempat kerja?

Jadi, apa yang bisa kamu lakukan saat kamu merasa terjebak di tempat kerja? Jawabannya dimulai dengan menemukan jati diri. Meluangkan waktu untuk merenungkan siapa dirimu, apa yang kamu inginkan, dan apa yang membuatmu bahagia menjadi kunci untuk menghidupkan kembali perjalanan kariermu. Berikut ini beberapa alat yang sering saya rekomendasikan sebagai Pelatih Eksekutif Naluri untuk memudahkanmu menemukan kejelasan dan arah:

1. Konsep 'ikigai'

Salah satu kerangka kerja yang berguna untuk dijelajahi ialah 'ikigai', sebuah konsep Jepang yang diterjemahkan menjadi “alasan untuk hidup”. Konsep ini membantumu menemukan kepuasan dengan merefleksikan empat area utama:

  • Apa yang kamu sukai: Aktivitas apa yang menjadikanmu bersemangat dan bahagia?
  • Apa yang kamu kuasai: Keterampilan apa yang kamu kuasai?
  • Apa yang dibutuhkan dunia: Bagaimana pekerjaanmu bisa memberikan kontribusi positif bagi orang lain?
  • Untuk apa saja kamu dibayar: Keahlian atau layanan apa yang berharga di pasar kerja?

Dengan menemukan titik temu di antara keempat area ini, kamu bisa mengenali jenis pekerjaan yang paling membuatmu bahagia dan punya tujuan. Mulailah dengan bertanya pada diri sendiri:

  • Bagian mana dari pekerjaan saya yang paling saya nikmati?
  • Tugas apa yang membuat saya merasa bersemangat, dan apa yang menguras tenaga saya?
  • Seperti apa hari kerja saya yang ideal?

Merefleksikan pertanyaan-pertanyaan ini bisa memberimu wawasan mengenai bagaimana peranmu saat ini selaras dengan minatmu dan apakah ada penyesuaian yang bisa kamu lakukan untuk merasa lebih puas.

 

2. Penilaian kepribadian

Alat lain untuk menemukan kejelasan adalah penilaian kepribadian. Penilaian seperti Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) atau CliftonStrengths menawarkan wawasan tentang ciri-ciri kepribadian dan kelebihan alami dalam dirimu. Memahami bagaimana sifat-sifat ini selaras dengan peranmu saat ini dapat membantumu mengenali area-area yang membuatmu berkembang dan area-area yang membuatmu kesulitan.

Hal penting yang bisa diambil di sini ialah fokus pada kelebihanmu. Terlalu sering, kita menghabiskan energi untuk memperbaiki kelemahan kita saat kita bisa meningkatkan apa yang sudah kita kuasai. Dengan membangun kelebihanmu, kamu akan menemukan kepuasan dan kesuksesan yang lebih besar dalam pekerjaanmu.

 

3. Penyelarasan nilai

Terkadang, perasaan terjebak dalam karir muncul dari ketidakselarasan antara pekerjaan dan nilai-nilai pribadimu. Nilai-nilai merupakan prinsip-prinsip inti yang memandu keputusan dan tindakan dalam dirimu, dan saat pekerjaanmu tidak sejalan dengan nilai-nilai tersebut, hal ini dapat membuatmu merasa tertekan.

Luangkan waktu sejenak untuk menuliskan lima nilai utama bagi dirimu. Nilai-nilai tersebut bisa meliputi kreativitas, keselarasan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, atau membantu orang lain. Kemudian, renungkan apakah peranmu saat ini membuatmu bisa menghargai nilai-nilai tersebut. Jika tidak, pikirkan perubahan kecil yang bisa kamu lakukan dalam pekerjaanmu agar lebih sesuai dengan nilai-nilai tersebut.

 

4. Audit keterampilan secara teratur

Pasar kerja selalu berkembang, dan penting untuk tetap beradaptasi. Itulah mengapa saya menyarankan untuk rutin melakukan audit terhadap keterampilan dan kelebihanmu. Kaji posisimu saat ini, keterampilan apa yang dibutuhkan, dan bagaimana keahlianmu saat ini.

Tanyakan dirimu sendiri:

  • Keterampilan berharga apa yang saya kuasai dalam industri saya?
  • Adakah keterampilan baru yang perlu saya kembangkan agar tetap kompetitif?
  • Bagaimana saya dapat terus membangun kelebihan saya agar tetap terlibat dalam peran saya?

Proses ini dapat membantumu untuk tetap mengikuti perkembangan dan memastikan kamu selalu berkembang, meskipun kamu tidak secara aktif ingin berganti pekerjaan.

Apa saja pertanyaan umum yang sering ditanyakan kepadamu sebagai seorang Pelatih Eksekutif Naluri?

Saat klien saya mengalami masa-masa sulit, kebanyakan dari mereka mengajukan pertanyaan yang sama satu sama lain, yang mungkin kamu juga bertanya-tanya. Berikut ini beberapa di antaranya:

1. "Saya tidak tahu apa yang saya inginkan. Bagaimana cara menemukan minat saya?"

Salah satu pertanyaan paling umum yang saya terima dari klien ialah, “Bagaimana cara menemukan minat atau tujuan saya?” Banyak orang berpikir bahwa minat merupakan sesuatu yang kamu miliki atau tidak. Namun pada kenyataannya, minat sering kali menjadi sesuatu yang Anda ciptakan dengan berfokus pada pekerjaan yang bermanfaat.

Daripada bertanya, “Apa minat saya?” cobalah untuk menyusun ulang pertanyaan tersebut:

  • Masalah apa yang bisa saya selesaikan dengan baik?
  • Siapa yang bisa merasakan manfaat dari keahlian saya?
  • Bagaimana saya dapat menggunakan kelebihan saya untuk menciptakan dampak positif?

Dengan berfokus pada masalah yang bisa kamu selesaikan dan orang-orang yang bisa kamu bantu, kamu akan sering menemukan minatmu secara alami. Dan saat pekerjaanmu terasa penuh tujuan, kamu akan merasa lebih termotivasi dan puas.

 

2. "Saya tahu apa yang tidak saya inginkan, namun saya tidak tahu apa yang saya inginkan. Bagaimana cara mendapatkan kejelasan?"

Mengetahui apa yang tidak kamu inginkan merupakan awal yang baik. Hal ini membantu kamu menetapkan batasan dan menghindari jalan yang menguras energimu. Dari sana, selanjutnya tinggal mengeksplorasi dan bereksperimen. Ketimbang stres untuk menemukan pekerjaan yang cocok dengan segera, bebaskan diri kamu untuk mencoba berbagai tugas atau proyek. Perhatikan bagaimana perasaanmu pada masing-masing tugas tersebut-apa yang membuatmu bersemangat atau merasa puas?

Mulailah dengan aktivitas curah pendapat sederhana di mana kamu menuliskan semua hal yang kamu sukai dan kuasai. Menuangkan pemikiran-pemikiran ini di atas kertas bisa menghadirkan kejelasan dengan cara yang tidak bisa dilakukan dengan menyimpannya di dalam kepala. Terkadang, hanya dengan mengambil langkah untuk mengungkapkan apa yang kamu sukai, tidak sukai, dan kelebihanmu, kamu bisa memperoleh lebih banyak wawasan tentang arah yang harus kamu ambil. 

 

3. "Saya sudah kehilangan motivasi dan dorongan. Apa yang harus saya lakukan?"

Semua orang pernah mengalami kehilangan motivasi. Hal ini sering kali disebabkan oleh kelelahan, merasa terjebak dalam rutinitas, atau bahkan tantangan pribadi di luar pekerjaan. Saat ini terjadi, hal pertama yang saya sarankan ialah mengambil langkah mundur dan merenungkan kembali apakah peranmu saat ini sesuai dengan nilai-nilai dan kelebihanmu.

Mulailah dengan mengajukan beberapa pertanyaan kunci pada diri sendiri:

  • Mengapa saya merasa seperti ini sekarang? Adakah pemicu atau peristiwa yang menyebabkan hal ini?
  • Kapan terakhir kali saya beristirahat dengan benar-sepenuhnya lepas dari pekerjaan?
  • Apa saya hanya butuh waktu untuk memulihkan tenaga, atau ini persoalan yang lebih dalam?

Motivasi sering kali menjadi gejala dari sesuatu yang lebih besar. Kuncinya adalah menemukan akar penyebabnya-entah itu eksternal (seperti dinamika di tempat kerja) atau internal (seperti ketidaksesuaian dengan peranmu). Begitu kamu mengetahui mengapa kamu merasa seperti ini, kamu bisa mulai mengatasi masalah yang sebenarnya.

 

4. "Saya tidak lagi puas dengan pekerjaan saya. Bagaimana saya bisa melanjutkannya?"

Jika kamu terus-menerus merasa tidak puas dengan pekerjaanmu, penting untuk menggali lebih dalam mengenai penyebab ketidakpuasan tersebut. Namun, bukan berarti harus meninggalkan pekerjaanmu dan memulai dari awal. Terkadang, perubahan kecil dalam peranmu saat ini bisa membantumu menemukan tujuan baru.

Tanyakan pada diri sendiri:

  • Adakah aspek-aspek dari peran saya yang saya sukai? Mampukah saya lebih fokus pada hal tersebut?
  • Mampukah saya mengambil tanggung jawab atau proyek baru yang menantang saya?
  • Bagaimana saya dapat menghadirkan lebih banyak makna ke dalam pekerjaan saya sehari-hari?

Bahkan perubahan kecil-seperti mengalihkan fokusmu ke tugas-tugas yang lebih memuaskan atau mengerjakan proyek sampingan yang sesuai dengan minatmu-dapat menghidupkan kembali rasa memiliki tujuan. Terkadang ketidakpuasan merupakan tanda di mana kamu sudah melampaui aspek-aspek tertentu dalam peranmu, dan inilah saatnya untuk berevolusi atau melakukan sesuatu yang baru, bahkan di dalam pekerjaanmu yang sekarang.

 

5. "Pekerjaan saya tidak sejalan dengan nilai-nilai saya. Apa yang harus saya lakukan?"

Saat pekerjaanmu terasa tidak selaras dengan nilai-nilai pribadimu, hal ini akan menimbulkan konflik batin yang bisa berujung pada frustrasi atau bahkan kekecewaan. Penting meluangkan waktu untuk merenungkan apa yang paling bermakna bagimu. Bagaimana peranmu saat ini mendukung-atau bertentangan-dengan nilai-nilai tersebut?

Penting juga untuk menilai skala ketidakselarasan tersebut. Apakah ini masalah kecil, yang hanya memengaruhi 20-30% dari pengalaman kerja kamu, atau apakah ini ketidakselarasan besar yang memengaruhi sebagian besar hari-harimu? Jika yang terakhir, maka mungkin sudah waktunya untuk mempertimbangkan perubahan yang lebih besar. Namun jika lebih kecil, mungkin masih ada ruang untuk perbaikan dalam peranmu saat ini.

Mulailah dengan meninjau nilai-nilaimu dan nilai perusahaanmu-baik yang dinyatakan maupun yang dijalani. Adakah kesenjangan di antara keduanya? Jika ya, apakah kesenjangan itu bisa kamu tutup dengan menyesuaikan ruang lingkup atau tanggung jawab pekerjaanmu? Terkadang, berbicara dengan atasanmu tentang kekhawatiranmu bisa menghasilkan perubahan positif yang membuat pekerjaanmu kembali selaras dengan nilai-nilai yang kamu anut.

 

 

Kesimpulan

Merasa terjebak tidak harus menjadi akhir dari kisah karirmu - ini bisa menjadi awal dari babak baru. Terkadang, kita hanya perlu mengubah perspektif, sedikit refleksi diri, dan keberanian untuk mengambil langkah kecil yang disengaja menuju perubahan. Jika kamu tidak yakin dengan langkah selanjutnya, kesulitan menemukan motivasi, atau merasa tidak terhubung dengan pekerjaanmu, ingatlah bahwa kamu bisa mengubah perjalanan karirmu.

Jika kamu merasa terbebani atau tidak yakin, kamu tidak harus menghadapinya sendirian. Pesanlah konsultasi pribadi tatap muka dengan Pelatih Eksekutif Naluri hari ini. Pelatih Eksekutif Naluri dapat menyediakan dukungan, bimbingan, dan kejelasan yang kamu butuhkan untuk melangkah maju dengan percaya diri. 

 

Lidia Plotkina merupakan Pelatih Eksekutif Naluri berdedikasi dengan banyak pengalaman dalam membimbing para profesional untuk mencapai tujuan karir mereka. Dengan pendekatan yang penuh kasih dan berorientasi pada hasil, ia membantu klien menavigasi tantangan unik mereka, terlepas dari menemukan kejelasan dalam jalur karir mereka, mengatasi rintangan, atau menyelaraskan peran mereka dengan nilai-nilai pribadi. Lidia memadukan keahliannya dalam pengembangan diri dan strategi karir untuk mendorong pertumbuhan yang bermakna, memberdayakan individu untuk membuka potensi penuh mereka dan berkembang dalam lingkungan profesional mereka. Gayanya yang hangat dan menarik mendorong dialog terbuka dan penemuan diri, menjadikannya mitra tepercaya dalam perjalanan setiap klien menuju kesuksesan.