Menghadapi kondisi kesehatan mental sering dianggap remeh di Asia Tenggara. Tabu budaya dan informasi yang salah begitu umum sehingga dukungan yang baik sulit ditemukan. Karena itu, banyak kasus yang tidak dilaporkan dan tidak diobati, meninggalkan kesenjangan dalam data kesehatan mental di wilayah ini.
Statistik yang tidak akurat dapat mengakibatkan pemerintah mengabaikan kesehatan mental dan mengalihkan dana yang diperlukan ke tempat lain. Hal ini hanya akan membatasi pendidikan kesehatan mental dan perawatan kesehatan mental, lebih lanjut mempertahankan stereotip dan melanjutkan siklus negatif.
Sebagai contoh, Indonesia hanya menghabiskan 5 persen (113,6 triliun rupiah) dari total Anggaran Nasional untuk sektor kesehatan pada tahun 2019. Dari jumlah tersebut, sekitar 2,9 persen dialokasikan untuk perawatan kesehatan mental, meskipun kasus "pasung" atau pengurungan pasien sakit mental masih ada. Selain kurangnya pendidikan kesehatan mental yang luas, Indonesia juga memiliki kurang dari 10.000 profesional kesehatan mental terdaftar—psikiater, psikolog klinis, perawat kesehatan mental—untuk populasi hampir 270 juta orang.
Sebaliknya, karena pandemi telah membawa perawatan kesehatan, terutama kekurangan dukungan kesehatan mental yang layak bagi karyawan ke muka publik, Indonesia langsung menggandakan anggaran kesehatannya untuk tahun 2022.
Jerman dan Norwegia menawarkan beberapa layanan perawatan kesehatan mental yang paling komprehensif di dunia. Jerman menyediakan perawatan kesehatan mental rawat jalan dan rawat inap, bantuan keuangan, dan bahkan membantu pasien menemukan dan mempertahankan pekerjaan. Negara tersebut juga menyadari perlunya dukungan kesehatan mental bagi pencari suaka. Mereka mengatur program pelatihan untuk melatih mereka menjadi konselor yang, pada gilirannya, mengajar kelas-kelas terapi kepada pengungsi yang baru datang.
Norwegia memiliki ruang gawat darurat yang hanya melayani pasien dengan gangguan mental. Mereka juga menawarkan perawatan tanpa obat untuk memberikan pilihan kembali dan otonomi tubuh kepada orang yang tidak ingin mengonsumsi obat psikiatri.
Dalam lima bulan pertama tahun 2021 saja, polisi Malaysia mencatat 468 kasus bunuh diri dibandingkan total 631 kasus pada seluruh 12 bulan tahun 2020. Thailand melaporkan peningkatan 22 persen dalam tingkat bunuh diri dalam enam bulan pertama tahun 2020 dibandingkan tahun sebelumnya. Dan Singapura memiliki tingkat bunuh diri tertinggi di Asia Tenggara sebesar 11,2 persen, meskipun hanya memiliki populasi di bawah 6 juta.
Peningkatan tingkat bunuh diri akibat kelelahan pandemi membawa perhatian pada kesehatan mental. Di mana sebelumnya dianggap rendah, kesehatan mental akhirnya dibahas di semua tingkat masyarakat. Akibat kekhawatiran publik dan dampak yang luas, Kementerian Dalam Negeri Malaysia dan Lembaga Jaksa Agung akhirnya setuju untuk menghapus Pasal 309 KUHP yang menjadikan percobaan bunuh diri sebagai tindak pidana dengan hukuman penjara dan denda.
Lebih banyak orang perlu dapat mengakses layanan kesehatan mental yang andal secara lebih teratur. Selain penawaran premium seperti obrolan asinkron dengan psikolog klinis di Aplikasi Naluri, yang menjadikannya semudah mengeluarkan ponsel untuk mengakses perawatan kesehatan mental, Naluri memiliki misi untuk membangun set data kesehatan mental terbesar di Asia Tenggara.
Untuk melakukannya, Naluri Mental Health Assessment, versi Depression, Anxiety, and Stress Scale (DASS-21), tersedia secara gratis. Ini adalah pemeriksaan kesehatan mental yang diakui secara luas yang dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari lima menit yang menghitung risiko seseorang terhadap depresi, kecemasan, dan stres. Meskipun setiap hasil penilaian sepenuhnya pribadi dan rahasia, data demografis telah dimasukkan dalam penilaian untuk membantu membangun pemahaman yang lebih baik tentang kondisi kesehatan mental di Asia Tenggara.
Gambaran yang lebih akurat tentang kesehatan mental di Asia Tenggara hanya dapat meningkatkan kekhawatiran publik dan menyediakan set data yang lebih lengkap. Hal ini dapat mendorong perubahan kebijakan pemerintah yang lebih cepat yang akan mengubah pandangan masyarakat terhadap kondisi kesehatan mental dalam jangka panjang.
Lengkapi DASS-21 untuk memeriksa kesehatan mental Anda dan nikmati fitur premium di Aplikasi Naluri secara gratis selama tujuh hari. Atau, hubungi hello@naluri.life untuk informasi lebih lanjut tentang bagaimana Naluri dapat memberi manfaat bagi Anda dan karyawan Anda.